MTs. AI
Target Kami

Mewujudkan Generasi Islami yang Melek Teknologi | MTS. AI Belajar Asyik, Akhlak Baik, Prestasi Naik

Kami percaya, generasi terbaik adalah mereka yang berakhlak Islami dan mampu memanfaatkan teknologi secara bijak.

1
Lab Multimedia
Lab Multimedia Komputer menjadi sarana bagi siswa untuk mengenal dunia IT dengan tetap menjunjung nilai-nilai Islami. Di sini, siswa belajar menggunakan teknologi secara kreatif, produktif, dan bertanggung jawab sesuai etika digital yang baik.
2
Sarana Belajar Nyaman
Dalam mendukung terwujudnya generasi Islami yang melek teknologi, kami menyediakan ruang belajar yang nyaman dan modern. Kelas-kelas tertata rapi, bersih, dan indah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membangun karakter siswa yang berakhlak mulia.
3
Guru Tersertifikasi
Guru-guru kami telah tersertifikasi dan mengajar sesuai bidang keahlian mereka. Dengan dukungan teknologi dan metode pembelajaran berbasis IT, proses belajar menjadi lebih interaktif, efisien, dan mudah dipahami oleh siswa.
4
Membangun Mental dan Karakter dengan kegiatan Pramuka
Pramuka menjadi wadah pembentukan karakter siswa yang tangguh dan berjiwa sosial. Dengan kegiatan yang menantang namun menyenangkan, siswa dilatih untuk mandiri, disiplin, dan saling menghargai.
Mengapa Memilih Kami!

Kenali Keunggulan Kami | Kreatif Inovatif Inspiratif

Belajar bukan sekadar mencari tahu, tetapi membentuk pribadi yang kreatif dalam berpikir, inovatif dalam bertindak, dan inspiratif dalam memberi makna.

Perbaikan Cara Belajar
Belajar efektif dimulai dari mengenali cara belajar diri sendiri, konsisten, dan terus memperbaiki diri. Jangan menunda, tetap fokus, dan evaluasi hasil secara rutin
Menciptakan ide
Setiap siswa diberi ruang untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan berkembang melalui proses belajar yang aktif dan inspiratif.
Konsultasi Belajar
Melalui konsultasi yang terbuka dan saling mendukung, setiap perkembangan siswa dapat dipantau dan dibimbing bersama. Dengan kolaborasi ini, pendidikan menjadi lebih terarah, hangat, dan bermakna.
Sukses Belajar
Prestasi lahir dari proses belajar yang kreatif dalam berpikir, inovatif dalam bertindak, dan inspiratif dalam memberi dampak.
Article

Recent Blog Post Blog Post Blog Post

Artikel yang dibuat oleh Guru dan Siswa sebagai hasil karya yang layak untuk dibaca

AI vs Penulis Manusia: Persaingan atau Kolaborasi?

oleh : szn net

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membuka babak baru dalam dunia kepenulisan. Dengan hadirnya generative AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude, proses menulis kini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Dari artikel berita, naskah iklan, hingga caption media sosial, semuanya bisa dihasilkan secara otomatis dan cepat. Tapi apakah ini berarti penulis manusia tidak lagi dibutuhkan?

Pertanyaan ini memicu perdebatan hangat di berbagai sektor, mulai dari industri konten, media massa, hingga kalangan akademik. Apakah AI benar-benar mampu menggantikan sentuhan manusia dalam menulis? Ataukah justru kehadirannya membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya tak terbayangkan? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah lebih dalam bagaimana AI dan manusia menulis, serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing.

Menurut laporan McKinsey (2023), penggunaan generative AI mampu meningkatkan efisiensi penulisan konten hingga 40 persen di lingkungan profesional. Dalam praktiknya, AI dapat menghasilkan konten yang rapi, padat informasi, dan bebas kesalahan tata bahasa dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding manusia. Ini menjadi keunggulan besar terutama dalam kebutuhan konten massal dan berulang, seperti deskripsi produk atau laporan harian.

Namun, secepat dan secerdas apapun AI menulis, ada batasan besar yang tak bisa dihindari. AI bekerja berdasarkan data dan pola yang telah tersedia. Ia tidak memiliki pengalaman hidup, intuisi sastra, maupun kemampuan menangkap emosi yang kompleks. Tulisan manusia, di sisi lain, memuat rasa, ironi, refleksi personal, serta konteks budaya yang hanya bisa muncul dari pengalaman langsung dan sensitivitas emosional.

Perbandingan antara AI writer dan human writer semakin menarik jika dilihat dari sudut fungsi dan peran. AI unggul dalam efisiensi, kuantitas, dan konsistensi gaya penulisan. Sementara manusia unggul dalam kreativitas, kedalaman isi, dan kepekaan terhadap audiens. Jika AI adalah mesin penyalin informasi, maka manusia adalah pencipta makna. Keduanya bukan musuh, melainkan bisa saling melengkapi.

Dalam praktik terbaiknya, banyak penulis kini menggunakan AI sebagai alat bantu untuk brainstorming, membuat kerangka tulisan, atau menyusun draft awal. Setelah itu, penulis manusia menyempurnakan hasilnya dengan gaya bahasa, penyesuaian konteks, dan narasi yang lebih menggugah. Inilah bentuk kolaborasi yang ideal: teknologi sebagai asisten, bukan pengganti.

Penting pula untuk menyadari bahwa hadirnya AI tidak hanya menuntut adaptasi teknis, tapi juga etika baru dalam dunia kepenulisan. Isu seperti plagiarisme algoritmik, akurasi fakta, dan tanggung jawab moral atas konten yang dihasilkan menjadi tantangan baru. Maka, literasi digital kini menjadi kebutuhan dasar bagi setiap penulis—tak hanya untuk menghindari ketergantungan, tetapi untuk menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab.

Jadi, apakah penulis manusia masih dibutuhkan? Jawabannya jelas: ya, lebih dari sebelumnya. Justru di tengah banjir informasi dan otomatisasi, pembaca semakin membutuhkan konten yang autentik, bermakna, dan menyentuh. AI adalah alat luar biasa, tetapi manusialah yang memberi nyawa pada kata-kata. Masa depan kepenulisan bukan soal siapa yang menggantikan siapa, tetapi bagaimana manusia dan mesin bisa bekerja bersama untuk menciptakan karya yang lebih hebat.

sebagian sumber diktip dari artikel VIVA.co.id 

Blog , Learning , National , Science
AI vs Penulis Manusia: Persaingan atau Kolaborasi?

oleh : szn net

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membuka babak baru dalam dunia kepenulisan. Dengan hadirnya generative AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude, proses menulis kini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Dari artikel berita, naskah iklan, hingga caption media sosial, semuanya bisa dihasilkan secara otomatis dan cepat. Tapi apakah ini berarti penulis manusia tidak lagi dibutuhkan?

Pertanyaan ini memicu perdebatan hangat di berbagai sektor, mulai dari industri konten, media massa, hingga kalangan akademik. Apakah AI benar-benar mampu menggantikan sentuhan manusia dalam menulis? Ataukah justru kehadirannya membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya tak terbayangkan? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah lebih dalam bagaimana AI dan manusia menulis, serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing.

Menurut laporan McKinsey (2023), penggunaan generative AI mampu meningkatkan efisiensi penulisan konten hingga 40 persen di lingkungan profesional. Dalam praktiknya, AI dapat menghasilkan konten yang rapi, padat informasi, dan bebas kesalahan tata bahasa dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding manusia. Ini menjadi keunggulan besar terutama dalam kebutuhan konten massal dan berulang, seperti deskripsi produk atau laporan harian.

Namun, secepat dan secerdas apapun AI menulis, ada batasan besar yang tak bisa dihindari. AI bekerja berdasarkan data dan pola yang telah tersedia. Ia tidak memiliki pengalaman hidup, intuisi sastra, maupun kemampuan menangkap emosi yang kompleks. Tulisan manusia, di sisi lain, memuat rasa, ironi, refleksi personal, serta konteks budaya yang hanya bisa muncul dari pengalaman langsung dan sensitivitas emosional.

Perbandingan antara AI writer dan human writer semakin menarik jika dilihat dari sudut fungsi dan peran. AI unggul dalam efisiensi, kuantitas, dan konsistensi gaya penulisan. Sementara manusia unggul dalam kreativitas, kedalaman isi, dan kepekaan terhadap audiens. Jika AI adalah mesin penyalin informasi, maka manusia adalah pencipta makna. Keduanya bukan musuh, melainkan bisa saling melengkapi.

Dalam praktik terbaiknya, banyak penulis kini menggunakan AI sebagai alat bantu untuk brainstorming, membuat kerangka tulisan, atau menyusun draft awal. Setelah itu, penulis manusia menyempurnakan hasilnya dengan gaya bahasa, penyesuaian konteks, dan narasi yang lebih menggugah. Inilah bentuk kolaborasi yang ideal: teknologi sebagai asisten, bukan pengganti.

Penting pula untuk menyadari bahwa hadirnya AI tidak hanya menuntut adaptasi teknis, tapi juga etika baru dalam dunia kepenulisan. Isu seperti plagiarisme algoritmik, akurasi fakta, dan tanggung jawab moral atas konten yang dihasilkan menjadi tantangan baru. Maka, literasi digital kini menjadi kebutuhan dasar bagi setiap penulis—tak hanya untuk menghindari ketergantungan, tetapi untuk menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab.

Jadi, apakah penulis manusia masih dibutuhkan? Jawabannya jelas: ya, lebih dari sebelumnya. Justru di tengah banjir informasi dan otomatisasi, pembaca semakin membutuhkan konten yang autentik, bermakna, dan menyentuh. AI adalah alat luar biasa, tetapi manusialah yang memberi nyawa pada kata-kata. Masa depan kepenulisan bukan soal siapa yang menggantikan siapa, tetapi bagaimana manusia dan mesin bisa bekerja bersama untuk menciptakan karya yang lebih hebat.

sebagian sumber diktip dari artikel VIVA.co.id 

Upgrading Pengurus Baru Masa Bakti 2025–2026

Untuk membentuk kepengurusan yang solid, berkarakter, dan siap bekerja dalam satu visi organisasi, kegiatan Upgrading pengurus baru OSIS, Pramuka, Paskibra, dan Marawis masa bakti 2025–2026 dilaksanakan dengan tujuan membekali para pengurus dengan pengetahuan, keterampilan, serta semangat baru dalam menjalankan tugas organisasi. Upgrading ini menjadi awal penting dalam transisi kepemimpinan agar organisasi tetap berjalan dengan baik dan lebih berkembang di tahun ajaran berikutnya.

Kegiatan Upgrading ini merupakan lanjutan dari proses regenerasi, setelah pelaksanaan seleksi dan pemilihan pengurus baru. Dalam kegiatan ini, dilakukan serah terima jabatan secara simbolis dari pengurus lama kepada pengurus baru. Serah terima ini mencerminkan tanggung jawab yang kini berpindah tangan, sekaligus menjadi momen refleksi dan motivasi bagi pengurus baru untuk membawa perubahan yang lebih baik di masa kepengurusan mendatang.

Adapun tujuan utama dari Upgrading ini adalah membentuk pemahaman yang sama di antara para pengurus tentang peran, tanggung jawab, serta visi dan misi organisasi masing-masing. Dengan kegiatan ini, diharapkan para pengurus baru mampu menyusun program kerja yang realistis, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan siswa dan sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antaranggota lintas organisasi, sehingga tercipta sinergi yang kuat antarorganisasi siswa.

Selama Upgrading, para peserta mengikuti berbagai sesi pelatihan seperti kepemimpinan dasar, manajemen organisasi, public speaking, kerja sama tim, dan problem solving. Materi-materi ini disampaikan oleh guru pembina, alumni organisasi, serta narasumber berpengalaman. Tidak hanya teori, para peserta juga diajak mengikuti simulasi kegiatan organisasi agar lebih memahami dinamika dan tantangan dalam kepengurusan.

Dalam konteks OSIS, Upgrading difokuskan pada pemahaman struktur organisasi, tata cara pembuatan program kerja, serta keterampilan komunikasi antarbidang. Untuk Pramuka, difokuskan pada peningkatan jiwa kemandirian, kepemimpinan, dan loyalitas terhadap prinsip kepramukaan. Paskibra difokuskan pada kedisiplinan, ketepatan, dan kekompakan, sedangkan Marawis dibina dalam hal kekompakan, manajemen waktu latihan, dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam setiap penampilannya.

Kegiatan Upgrading juga berperan penting dalam menanamkan nilai karakter seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja keras, dan kemampuan beradaptasi. Karakter inilah yang menjadi fondasi utama dalam menjalankan roda organisasi. Pembina dari masing-masing organisasi, termasuk Bu Asri (Pembina OSIS), Pak Diki (Pramuka), dan pembina lainnya, selalu menekankan bahwa organisasi bukan hanya tentang kegiatan, tetapi juga tentang pembentukan mental dan etika.

Dengan terlaksananya kegiatan Upgrading ini, diharapkan para pengurus baru dapat menjalankan amanahnya dengan penuh dedikasi, serta mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Kepengurusan bukan sekadar jabatan, melainkan wadah belajar dan berkontribusi yang sangat berharga bagi masa depan siswa. Sebuah kepemimpinan yang dimulai dengan niat baik, visi yang jelas, dan kerja sama yang kuat akan membentuk generasi muda yang tidak hanya aktif, tetapi juga inspiratif dan bertanggung jawab.

Blog
Upgrading Pengurus Baru Masa Bakti 2025–2026

Untuk membentuk kepengurusan yang solid, berkarakter, dan siap bekerja dalam satu visi organisasi, kegiatan Upgrading pengurus baru OSIS, Pramuka, Paskibra, dan Marawis masa bakti 2025–2026 dilaksanakan dengan tujuan membekali para pengurus dengan pengetahuan, keterampilan, serta semangat baru dalam menjalankan tugas organisasi. Upgrading ini menjadi awal penting dalam transisi kepemimpinan agar organisasi tetap berjalan dengan baik dan lebih berkembang di tahun ajaran berikutnya.

Kegiatan Upgrading ini merupakan lanjutan dari proses regenerasi, setelah pelaksanaan seleksi dan pemilihan pengurus baru. Dalam kegiatan ini, dilakukan serah terima jabatan secara simbolis dari pengurus lama kepada pengurus baru. Serah terima ini mencerminkan tanggung jawab yang kini berpindah tangan, sekaligus menjadi momen refleksi dan motivasi bagi pengurus baru untuk membawa perubahan yang lebih baik di masa kepengurusan mendatang.

Adapun tujuan utama dari Upgrading ini adalah membentuk pemahaman yang sama di antara para pengurus tentang peran, tanggung jawab, serta visi dan misi organisasi masing-masing. Dengan kegiatan ini, diharapkan para pengurus baru mampu menyusun program kerja yang realistis, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan siswa dan sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antaranggota lintas organisasi, sehingga tercipta sinergi yang kuat antarorganisasi siswa.

Selama Upgrading, para peserta mengikuti berbagai sesi pelatihan seperti kepemimpinan dasar, manajemen organisasi, public speaking, kerja sama tim, dan problem solving. Materi-materi ini disampaikan oleh guru pembina, alumni organisasi, serta narasumber berpengalaman. Tidak hanya teori, para peserta juga diajak mengikuti simulasi kegiatan organisasi agar lebih memahami dinamika dan tantangan dalam kepengurusan.

Dalam konteks OSIS, Upgrading difokuskan pada pemahaman struktur organisasi, tata cara pembuatan program kerja, serta keterampilan komunikasi antarbidang. Untuk Pramuka, difokuskan pada peningkatan jiwa kemandirian, kepemimpinan, dan loyalitas terhadap prinsip kepramukaan. Paskibra difokuskan pada kedisiplinan, ketepatan, dan kekompakan, sedangkan Marawis dibina dalam hal kekompakan, manajemen waktu latihan, dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam setiap penampilannya.

Kegiatan Upgrading juga berperan penting dalam menanamkan nilai karakter seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja keras, dan kemampuan beradaptasi. Karakter inilah yang menjadi fondasi utama dalam menjalankan roda organisasi. Pembina dari masing-masing organisasi, termasuk Bu Asri (Pembina OSIS), Pak Diki (Pramuka), dan pembina lainnya, selalu menekankan bahwa organisasi bukan hanya tentang kegiatan, tetapi juga tentang pembentukan mental dan etika.

Dengan terlaksananya kegiatan Upgrading ini, diharapkan para pengurus baru dapat menjalankan amanahnya dengan penuh dedikasi, serta mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Kepengurusan bukan sekadar jabatan, melainkan wadah belajar dan berkontribusi yang sangat berharga bagi masa depan siswa. Sebuah kepemimpinan yang dimulai dengan niat baik, visi yang jelas, dan kerja sama yang kuat akan membentuk generasi muda yang tidak hanya aktif, tetapi juga inspiratif dan bertanggung jawab.

MTs Al Ihsan Hadirkan Suasana Belajar Nyaman dan Modern

MTs Al Ihsan Parungpanjang terus berkomitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan menyenangkan bagi para siswanya. Salah satu keunggulan utama sekolah ini adalah ruang kelas yang nyaman, bersih, dan rapi. Setiap kelas dirancang dengan pencahayaan alami yang cukup, sirkulasi udara yang baik, serta tata letak yang mendukung proses belajar mengajar secara optimal.

Untuk mendukung kualitas pembelajaran, setiap ruang kelas dilengkapi dengan fasilitas audio visual. Guru dapat menggunakan speaker, proyektor, hingga media digital lainnya agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami siswa. Ini menjadi bagian dari pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Selain itu, sekolah juga menyediakan akses internet cepat melalui jaringan Wi-Fi yang dapat digunakan oleh guru maupun siswa. Kehadiran fasilitas ini memungkinkan guru mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, dan siswa pun dapat mengakses sumber belajar tambahan secara online.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MTs Al Ihsan berlangsung secara aktif dan dinamis. Para guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga mengajak siswa berdiskusi, berlatih soal, hingga melakukan praktik langsung sesuai mata pelajaran. Proses pembelajaran dirancang agar siswa terlibat penuh dan merasa senang berada di sekolah.

Para guru di MTs Al Ihsan pun telah memiliki sertifikasi profesional, menandakan bahwa mereka memiliki kompetensi dan pengalaman yang diakui secara resmi. Hal ini memberikan jaminan mutu dalam pengajaran dan pembinaan karakter siswa di sekolah. Tidak heran jika MTs Al Ihsan telah berhasil meraih status sebagai sekolah terakreditasi, yang memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikannya.

Dengan segala fasilitas dan suasana yang mendukung, MTs Al Ihsan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan tumbuh. Lingkungan yang bersih, aman, dan religius membuat siswa betah serta semangat datang ke sekolah setiap hari. Sekolah ini bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga tempat membentuk karakter generasi muda yang cerdas, santun, dan berdaya saing.

Blog
MTs Al Ihsan Hadirkan Suasana Belajar Nyaman dan Modern

MTs Al Ihsan Parungpanjang terus berkomitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan menyenangkan bagi para siswanya. Salah satu keunggulan utama sekolah ini adalah ruang kelas yang nyaman, bersih, dan rapi. Setiap kelas dirancang dengan pencahayaan alami yang cukup, sirkulasi udara yang baik, serta tata letak yang mendukung proses belajar mengajar secara optimal.

Untuk mendukung kualitas pembelajaran, setiap ruang kelas dilengkapi dengan fasilitas audio visual. Guru dapat menggunakan speaker, proyektor, hingga media digital lainnya agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami siswa. Ini menjadi bagian dari pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Selain itu, sekolah juga menyediakan akses internet cepat melalui jaringan Wi-Fi yang dapat digunakan oleh guru maupun siswa. Kehadiran fasilitas ini memungkinkan guru mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, dan siswa pun dapat mengakses sumber belajar tambahan secara online.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MTs Al Ihsan berlangsung secara aktif dan dinamis. Para guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga mengajak siswa berdiskusi, berlatih soal, hingga melakukan praktik langsung sesuai mata pelajaran. Proses pembelajaran dirancang agar siswa terlibat penuh dan merasa senang berada di sekolah.

Para guru di MTs Al Ihsan pun telah memiliki sertifikasi profesional, menandakan bahwa mereka memiliki kompetensi dan pengalaman yang diakui secara resmi. Hal ini memberikan jaminan mutu dalam pengajaran dan pembinaan karakter siswa di sekolah. Tidak heran jika MTs Al Ihsan telah berhasil meraih status sebagai sekolah terakreditasi, yang memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikannya.

Dengan segala fasilitas dan suasana yang mendukung, MTs Al Ihsan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan tumbuh. Lingkungan yang bersih, aman, dan religius membuat siswa betah serta semangat datang ke sekolah setiap hari. Sekolah ini bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga tempat membentuk karakter generasi muda yang cerdas, santun, dan berdaya saing.